Monday, March 8, 2010

Mengaktifkan Komunitas Pelanggan

Selama ini masih banyak perusahaan yang tidak mengaktifkan komunitas pelanggan yang ada. Perusahaan lebih mengutamakan sistem distribusi secara tradisional yaitu melalui pedagang besar, agen dan peritel. Pedagang Besar merupakan “tangan pertama” dari saluran distribusi karena ialah yang mengambil produk langsung dari produsen. Setelah itu, pedagang besar menyalurkannya kepada agen dan peritel. Dari peritel inilah pelanggan membeli produk tersebut. Sebenarnya fungsi saluran distribusi adalah untuk mengirimkan produk ke pelanggan. Sedangkan tujuan produsen menggunakan saluran distribusi adalah memastikan bahwa pelanggan dapat membeli produk yang mereka inginkan, dimana pun dan kapan pun mereka menginginkan.
Mengingat persaingan bisnis semakin kompetitif, peran distribusi sudah mulai ketinggalan. Hal ini disebabkan sering adanya konflik pada setiap saluran distribusi. Oleh karena itu, perusahaan mulai mengaktifkan komunitas lewat para pemimpin atau aktivis komunitas tersebut. Orang-orang seperti inilah yang mampu memasarkan produk kepada para anggota komunitas lainnya. Mengelola para informal leader atau para aktivis ini bagi para produsen akan lebih efektif dan efisien daripada saluran distribusi yang sudah dijelaskan tadi. Para informal leader bisa berbicara dengan “bahasa” komunitas dan juga mengerti keinginan dan harapan komunitas tersebut. Selain itu biaya yang diperlukan untuk mengelola aktivis tersebut tidak besar. Bagi pelanggan atau anggota komunitas sendiri, para aktivis ini memang lebih dipercaya ketimbang peritel karena memang kepentingan komunitas yang diutamakan. Reputasi dan integritas sebagai informal leader menjadi jaminan bagi anggota komunitas lainnya. Misal, komunitas Yamaha Mio dari tahun ke tahun semakin banyak anggotanya. Mereka juga membantu memasarkan Yamaha Mio kepada komunitas lainnya. Berikut cara yang digunakan untuk mengaktifkan komunitas pelanggan.

0 comments:

Post a Comment

 

Rizky Cici Design by timeline © 2010